10 Produk Fashion Indonesia Go Internasional

"Right or Wrong, Indonesia is my Country" Bangga menjadi orang Indonesia, harus bangga juga doonk dengan produk-produknya :)

Tidak hanya 10 Produk Indonesia go Internasional dan 10 Produk Makanan dan Minuman Indonesia Go Internasional, kali ini khusus produk Fashion Indonesia yang gak kalah keren dengan produk-produk fashion dunia, bahkan tidak sedikit yang digemari dan dikoleksi artis-artis top dunia.


1.  BAGTERIA

bagteria handbag

Nancy Go, wanita yang menyukai kerajinan tangan ini adalah perancang tas bermerek Bagteria, pernah bekerja sebagai merchandiser untuk fashion apparel di sebuah perusahaan asing. Tak hanya mendesain, Nancy juga terlibat dalam proses produksi pada awal pembuatan tas Bagteria, yang keseluruhannya dibuat dengan tangan (handmade).

Bagteria pertama kali diluncurkan di Hong Kong pada 2000. Di Hong Kong, Nancy Go memilih satu distributor sebagai master franchise yang menyebarkan Bagteria ke butik-butik pilihan. Dua tahun kemudian, Nancy berhasil menembus pasar Jepang dengan cara yang sama dan negara-negara eropa ditahun berikutnya. Kini Bagteria tersebar di 30 negara termasuk Italia, Prancis, Inggris, AS, Jepang, dan Kuwait. Di Indonesia, Bagteria dapat ditemukan antara lain di Seibu dan Alun-Alun Indonesia.

2. SABBATHA

sabbatha handbag

Sabbatha Rahzuardi --perancang dan pemilik Sabbatha-- setelah tiga tahun bekerja sebagai art director di perusahaan periklanan di Bali, dia memutuskan menjadi desainer tas, profesi yang masih sangat langka di Indonesia. Sabbatha mendirikan toko di Seminyak, Bali, pada 2006. Berawal dengan mencoba membuat tas berbahan kain, hingga memutuskan fokus dengan memadukan material naturan seperti kulit dengan berbagai material seperti batu-batuan natural, ukiran tanduk rusa, dan ukiran perak.

Saat ini Sabbatha telah hadir di banyak kota dunia, antara lain Mumbai, Hawai, Roma, Amsterdam, Milan, Cannes, Florence, Sydney, St. Tropez, Tokyo dan Moskow. Beberapa sosialita dunia tercatat sebagai pengguna merek Sabbatha, antara lain artis Katie Holmes, supermodel Elle Macperson, dan penyanyi Helena Paparizou.

3. MIMSY

mimsy clutch and handbag

Label Mimsy adalah produk tas hasil karya desainer Indonesia Christyna Theosa, kelahiran Tuban, 2 Januari 1982. Berawal dari hobi mendesain tas model clutch sejak masih berstatus mahasiswi di jurusan grafis, Art Center College of Design Pasadena, Amerika Serikat, pada 2003. Kemudian pada akhirnya di 2004 mulai membuat clutch-nya sendiri dengan label Mimsy. Nekat memasukkan clutch hasil karyanya ke sebuah butik di Santa Monica, California, tenyata membuahkan hasil. Dalam waktu yang relatif singkat, tas yang dia beri merek Mimsy ini mulai menarik pelanggan di negeri Paman Sam tersebut.

Kini tas Mimsy, yang kabarnya pernah di taksir Ibu Negara Ani Yudhoyono, dapat ditemui di Amerika (New York, Los Angeles, Chicago), Jepang, Malaysia, dan tentunya Indonesia (Grand Indonesia Shopping Town). Selain itu Mimsy juga sering melenggang di berbagai event Internasional seperti fashion week di New York dan Las Vegas, juga di Jepang, Kanada, Sydney, Dubai, dan Madrid.

4.  BIN HOUSE

bin house batik

Josephine Werratie Komara yang juga dikenal sebagai Obin atau Bin adalah pendiri dan pemilik Bin House Indonesian Creation, PT. Binkomara Huma. Koleksi kain yang dimiliki Obin saat ini telah mencapai sekitar 2000 lebih, bermula pada 1970-an, dengan mengumpulkan potongan-potongan kain vintrage dari seluruh Indonesia. Menurut Obin, Indonesia kaya akan koleksi kain. Obin juga menjelaskan, kain Indonesia tidak hanya Batik, tetapi terdapat banyak jenis kain lain dari beberapa daerah dengan ciri khas dan formula yang tidak hanya berfokus pada motif.

Totalitasnya dalam mengerjakan sesuatu hasrat yang begitu kuat akan kain telah membuatnya sebagai seorang ahli kain, tukang kain (the cloth maker). Lewat Bin House, Obin behasil menampilkan Batik dan kain tenun tradisional menjadi kain-kain kontemporer yang tidak habis di "makan" zaman. Tercatat beberapa orang terkenal mengoleksi karya-karyanya, antara lain artis Hollywood Julia Robert dan Mick jagger vokalis band rock legendaris The Rolling Stones. Saat ini jaringan usaha Bin House selain di Jakarta dan Bali juga tersebar di Jepang, Singapura, Taipei, Hong Kong, Kuala Lumpur, Thailand, dan Amerika Serikat.

5. (X) S.M.L

(x) S.M.L

Menjalankan bisnis ritel massal dengan sistem partnership ternyata membuahkan hasil manis. Adalah Biyan Wanaatmaja, seorang perancang kawakan tanah air, yang ber-partner dengan pengusaha garmen asal Solo, Benarty Suhali, pada 1999 berhasil membangun produk fashion siap pakai bernapas muda dan modern berlabel (X) S.M.L. Biyan menangani bidang kreatif dan Benarty mengurusi manajemen perusahaan. Pembagian tugas yang pas ini kabarnya merupakan kunci sukses mereka. Sejak 2006 gerai (X) S.M.L telah memasuki department store di Manila, Filipina, dan Hawaii. 

6. SUICIDE GLAM

suicide glam rock n roll voodoo fashion

Booming Distro atau pakaian dengan konsep clothing distributor pada awal 2000-an, menginspirasi Rudolf Dethu dari Kuta, Bali untuk membuat label Suicide Glam, produk pakaian dengan karakter perpaduan antara musik dan fashion. Marking rock and rock punk glam dan flamboyant sangat kental pada koleksi-koleksinya. Hubungan pertemanan yang baik dengan pengunjung tokonya yang sebagian besar berasal dari luar negeri, merupakan salah satu modal pendiri Suicide Glam tersebut untuk menembus pasar ekspor. kni produknya dapat ditemui di beberapa negara seperti Spanyol, Kanada, Jepang, Kolombia, Jerman dan Australia.

7. PARTNER IN CRIMES

partner in crimes shoes

Partner in Crimes adalah label produk sepatu wanita, Fahrani Empel sebagai pemilik bisnis ini, dulunya sempat menggeluti dunia modelling dan layar lebar. Karakter sepatu yang rebellious dengan stud-nya mendapat sambutan positif dari publik, baik lokal maupun internasional. Tak hanya kondang di Bali, Partner in Crimes juga disalurkan lewat butik multibrand di Jakarta bahkan sudah menembus pasar Ibiza di Spanyol dan penjajakan untuk pasar Australia.

8.  MAMA & LEON

mama & leon fashion

Melalui proses yang panjang. Erlina, pemilik label Mama & Leon memulai produksi pakaian wanita secara home industry. Kini Mama & Leon telah berkembang menjadi perusahaan tekstil dan garmen. Produknya merupakan perpaduan bahan-bahan (katun, polyster, chiffone, sutra, dan rayon) dengan airbrush painting. Setelah sukses di tanah air dengan koleksi pakaiannya yang feminin dan kasual, kini Mama & Leon telah merambah pasar Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Asia.

9. Le MONDE

le monde gift for baby

Pengusaha Jackie Ambadar adalah nama dibalik sukses brand Le Monde, yang memproduksi berbagai macam perlengkapan bayi. Mulai dari handuk hingga tempat tidur bayi. Berdiri pada 1982 dan 4 tahun kemudian berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara di Asia, Australia, Jerman, Kuwait dan Bahrain. Pada 2005 berhasil mendapatkan penghargaan Best Asian Infant Wear karena sukses menjaga kualitas yang prima.

10. OUVAL RESEARCH

ouval research skateboard apparell

Trio Rizki, Maskom, dan Firman pada 1997 mencipatakan Ouval Research di tengah maraknya komunitas skateboard di Bandung pada saat itu. Koleksi kaosnya dengan print unik dan kental dengan street style yang dinamis, fun dan berjiwa muda merupakan karakter kekuatan label ini. Dari kaos kemudian berkembang hingga ke produk aksesoris, tas, sepatu, bahkan MP3 dan otopet. Berkat keseriusannya kini Ouval Research bekembang pesat hinga berhasil mengekspor produknya ke mancanegara seperti Singapura di butik Fyeweraz dan Skateboard di Jerman.


10 produk Indonesia lainnya yang Go Internasional:




Sumber: dari berbagai sumber
Share on Google Plus